Remaja menjadi wadah upgrade anak-anak disaat mereka menginjak usia 10-19 tahun. Rentang usia tersebut mulai mengubah pola pikir, sikap, dan kebiasaan anak-anak yang sebelumnya kekanakan menjadi lebih dewasa. Perubahan tersebut sering sekali disebut dengan fase pubertas atau fase remaja yang merupakan waktu terjadinya pematangan organ reproduksi manusia. Kesehatan reproduksi menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 61 tahun 2014 adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Kesehatan reproduksi perlu dijaga dan setiap orang wajib mengetahui bagaimana menjaga agar alat reproduksi tersebut terhindar dari beberapa penyakit. Sifat Remaja yang cenderung memiliki keingintahuan yang tinggi terkadang menimbulkan rasa atau keinginan untuk mencoba hal-hal yang dianggapnya menarik serta menantang. Kesadaran tersebut harus diberikan disaat anak-anak sudah mulai memasuki fase remaja. Kesadaran yang dibentuk sejak awal dapat membawa remaja memiliki kesehatan reproduksi yang sehat. Pemberian pengenalan kesehatan reproduksi ini dapat dengan mudah diberikan dimana saja dan kapan saja. Platfrom yang kreatif dengan sentuhan animasi, kombinasi musik, serta tata bahasa yang unik dapat membuat remaja lebih mudah memahami terkait hal baru dengan cepat. Namun, tidak dipungkiri bahwa pembelajaran secara kontak langsung dengan remaja juga dapat dilakukan dengan praktek langsung sehingga anak dapat memahami cara nya secara langsung.